boleh baca tapi jangan ditiru, selamat membaca, siapa tahu berguna....

Minggu, 08 Mei 2011

Otak Kiri Memang Udah Tumpul Dari Dulu

Angka 1, 2, 3 dan seterusnya memang gak terlalu sulit buat otak kiri saya. Tapi kalau angka itu dijumlah, dikali, dibagi di tambah persen... doooh... buntuu...

dari cerita sebelumnya juga udah pada tau kalau segitu tidak berbakatnya saya sama tambah-tambahan, kali-kalian, bagi-bagian... pokoknya hal-hal yang menyangkut perhitungan akan selalu membuat otak saya berputar keras dan akhirnya kelelahan, alias Lieur...

Bakat tidak berguna itu, akhirnya terbawa sampai sekarang ke kerjaan saya yang sekarang. Dari semua desk wartawan yang ada, saya selalu kewalahan ketika harus meliput ekonomi. Karena narasumber dan pertanyaan dari para wartawan lain selalu berkaitan dengan angka, yang sudah pasti membuat sakit kepala dan akhirnya mual.

Pernah satu kali, saya harus pergi ke salah satu cafe di PVJ untuk liputan Honda yang launcing tim racing baru karena bergabung dengan tim racing besar lain (saya lupa nama timnya). Intinya, di sana saya ketemu sama para wartawan ekonomi yang sudah siap dengan pertanyaan seputar, "berapa persen produksi tahun ini" dll, dll

Ketika giliran wawancara, saya siap mencatat data dengan blackberry di tangan, tampang udah sok ngerti, ketika pertanyaan pertama dari salah satu wartawan terlontar, saya mencatat jawaban narasumber (belum berkaitan dengan angka) dengan cepat. Ketika pertanyaan kedua terlontar yang mulai menanyakan persenan, otak saya langsung berputar keras, dan saya diam beberapa saat untuk mencerna pertanyaan serta jawabannya.

Tapi lama-lama kok omongan mereka berasa semakin aneh, keringat dingin langsung keluar di sekitar wajah sampai ketiak. Dan saya merasa tengah berada di tengah perkumpulan alien yang sedang melakukan tanya jawab dengan bahasa yang sama-sama alien. Aduh, sumpah... kepala saya sakit banget... akhirnya saya mengendap-endap dan pergi meninggalkan acara tanya jawab itu dan memilih untuk menghabiskan sisa makanan saya di meja.

Armin, salah seorang fotografer dari Bisnis Indonesia yang kebetulan duduk di sebelah saya saat itu bertanya: "Udah selesei, Meg wawancaranya?"

Saya cuma bisa angkat bahu sambil nyengir dan ngejawab: "aq mah udah selesei, cukup lah di tambah yang dari rilis," jawab saya sambil pasang tampang sok santai. Padahal kalau dia tahu betapa kusutnya otak kiri saya sampai akhirnya saya memutuskan menyerah dengan wawancara dengan bahasa alien itu...

Kejadian ini terulang lagi kemarin, ketika ada acara Honda Jazz Stars 3 di Ciwalk. Karena sekarang saya memegang berita life style yang juga berkaitan dengan hiburan, jadi saya ikut hadir di acara itu. Dan sudah bisa dipastikan, wartawan yang hadir semuanya wartawan ekonomi.

Kebetulan, saya duduk semeja sama Kang Agus dari Galamedia, ngobrol kesana-kesini, waktu saya nanya: "emang enak ya kang klo pegang ekonomi?"

Dengan santai, dia menjawab: "enak, soalnya otak lebih kerja keras daripada wartawan kriminal, lebih banyak wawasan dari pada pegang provinsi atau kota."

Dengar jawaban ala kang agus, saya cuma bisa nyengir sambil ngomong: "Kalo saya kang, otak kiri saya kayaknya udah tumpul dari SMA, dari SD malah... g sanggup saya ngurusin angka."

Tapi untungnya, wawancara kemarin berlangsung lumayan lancar karena tidak terlalu banyak ngomongin angka, dan lebih cenderung ke teknis acara dan program lanjutannya dari Honda Jazz. Jadi sambil ngelus dada, saya ngomong: "Alhamdulillaaaaaaaahhhh" di dalam hati.